Menurut Cultip dan Center dalam sastropoetro (1987), opini adalah suatu
ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat
kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah
yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Dimana
opini tersebut berasal dari opini-opini individual yang diungkapkan oleh
para anggota sebuah kelompok yang pandangannya bergantung pada
pengaruh-pengaruh yang dilancarkan kelompok itu.
Opini-opini
individual tersebut kemudian dikenal dengan istilah opini publik. Karena
Opini Publik terbentuk dari intregasi “personal opinion” banyak orang,
maka Opini Publik cenderung telah bermukim pada suatu masyarakat yang
melembaga, yang telah lengkap dengan mekanisme kepemimpinan maupun
pengawasan komunikasi. Dengan kata lain Opini dan Opini Publik dilihat
oleh Bogardus secara lembaga sentries dan liberal.
Leonard W. Doob
yang sering dikutip oleh para ahli, mengemukakan : “..Publik opinion
refrs to people’s attitudes on an issue when they are members of the
same sosial group”.
Doob disini memberi tekanan kepada sikap
(“attitude”) sebagai sesuatu yang bernilai psikologis terhadap sesuatu
isyu, manakala mereka (dalam arti “people”) menjadi anggota dari
kelompok sosial yang sama. Lalu Doob mempertanyakan, kelompok mana yang
terlibat, isyu yang mana yang terlibat dan mengapa masyarakat memberi
respon terhadap isyu tersebut.
Seperti ilmu sosial lainnya, definisi
opini publik (pendapat umum) sulit untuk dirumuskan secara lengkap dan
utuh. Ada berbagai definisi yang muncul, tergantung dari sisi mana kita
melihatnya :
Ditinjau dari Ilmu Sosiologi, opini publik diartikan
sebagai kekuatan yang ada dalam masyarakat (William G. Summer). Di sini
kekuatan bukan berasal dari pendapat perorangan, melainkan norma atau
mitos yang ada dalam masyarakat. Definisi ini menjelaskan bahwa jika
suatu pendapat dianut oleh banyak orang, maka diasumsikan bahwa pendapat
itu benar.
Ilmu Komunikasi mendefinisikan opini publik sebagai
pertukaran informasi yang membentuk sikap, menentukan isu dalam
masyarakat dan dinyatakan secara terbuka. Opini publik sebagai
komunikasi mengenai soal-soal tertentu yang jika dibawakan dalam bentuk
atau cara tertentu kepada orang tertentu akan membawa efek tertentu pula
(Bernard Berelson).
Sementara Ilmu Psikologi mendefinisikan opini
publik sebagai hasil dari sikap sekumpulan orang yang memperlihatkan
reaksi yang sama terhadap rangsangan yang sama dari luar (Leonard W.
Doob)
Opini publik memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. dibuat berdasarkan fakta, bukan kata-kata
2. dapat merupakan reaksi terhadap masalah tertentu, dan reaksi itu diungkapkan
3. masalah tersebut disepakati untuk dipecahkan
4. dapat dikombinasikan dengan kepentingan pribadi
5. yang menjadi opini publik hanya pendapat dari mayoritas anggota masyarakat
6. opini publik membuka kemungkinan adanya tanggapan
7. partisipasi anggota masyarakat sebatas kepentingan mereka, terutama yang terancam.
8. memungkinkan adanya kontra-opini.
2. Proses Pembentukan Opini Publik
Proses terbentuknya opini publik melalui beberapa tahapan yang menurut Cutlip dan Center ada empat tahap, yaitu :
1. Ada masalah yang perlu dipecahkan sehingga orang mencari alternatif pemecahan.
2. Munculnya beberapa alternatif memungkinkan terjadinya diskusi untuk memilih alternatif
3. Dalam diskusi diambil keputusan yang melahirkan kesadaran kelompok.
4. Untuk melaksanakan keputusan, disusunlah program yang memerlukan dukungan yang lebih luas.
Selain
itu, opini publik muncul karena adanya isu yang kontroversial. George
Carslake Thompson mengemukakan bahwa publik tertentu yang menghadapi isu
yang kontroversial dapat mengeluarkan reaksi yang berbeda-beda sehingga
menimbulkan kondisi yang juga berlainan. Perbedaan itu disebabkan oleh
tiga hal, yaitu :
1. Perbedaan pandangan terhadap fakta.
2. Perbedaan perkiraan tentang cara mencapai tujuan.
3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan.
Erikson, Lutberg dan Tedin mengemukakan adanya empat tahap terbentuknya opini publik :
1. Muncul isu yang dirasakan sangat relevan bagi kehidupan orang banyak
2. Isu tersebut relatif baru hingga memunculkan kekaburan standar penilaian atau standar ganda.
3. Ada opinion leaders (tokoh pembentuk opini) yang juga tertarik dengan isu tersebut, seperti politisi atau akademisi
4. Mendapat perhatian pers hingga informasi dan reaksi terhadap isu tersebut diketahui khalayak.
Seorang
sosiolog dan ahli komunikasi Jerman, Ferdinand Tonnies, juga
mengemukakan tiga tahap pembentukan opini publik berikut ini :
1. Luftartigen Position, yaitu posisi bagaikan angin yang merupakan tahap masukan yang masih semrawut.
2.
Fleissigen Position, yaitu tahap pembicaraan yang mulai terarah untuk
membentuk pikiran yang jelas dan menyatu. Pada tahap ini isu bisa
disetujui bisa juga tidak.
3. Festigen Position, yaitu tahap yang dapat menyatukan pendapat anggota kelompok dari tahap-tahap sebelumnya.
Opini
publik sudah terbentuk jika pendapat yang semula dipertentangkan sudah
tidak lagi dipersoalkan. Dalam hal ini tidak berarti bahwa opini publik
merupakan hasil kesepakatan mutlak atau suara mayoritas setuju, karena
kepada para anggota diskusi memang sama sekali tidak dimintakan
pernyataan setuju. Opini publik terbentuk jika dalam diskusi tidak ada
lagi yang menentang pendapat akhir karena sudah berhasil diyakinkan atau
mungkin karena argumentasi untuk menolak sudah habis.
Berdasarkan
terbentuknya opini publik, kita mengenal opini publik yang murni. Opini
publik murni adalah opini publik yang lahir dari reaksi masyarakat atas
suatu masalah (isu). Sedangkan opini publik yang tidak murni dapat
berupa :
1. Manipulated Public Opinion, yaitu opini publik yang dimanipulasikan atau dipermainkan dengan cerdik
2. Planned Public Opinion, yaitu opini yang direncanakan
3. Intended Public Opinion, yaitu opini yang dikehendaki
4. Programmed Public Opinion, yaitu opini yang diprogramkan
5. Desired Public Opinion, yaitu opini yang diinginkan
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Publik
Opini publik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
Pendidikan
Pendidikan,
baik formal maupun non formal, banyak mempengaruhi dan membentuk
persepsi seseorang. Orang berpendidikan cukup, memiliki sikap yang lebih
mandiri ketimbang kelompok yang kurang berpendidikan. Yang terakhir
cenderung mengikut.
Kondisi Sosial
Masyarakat yang terdiri
dari kelompok tertutup akan memiliki pendapat yang lebih sempit daripada
kelompok masyarakat terbuka. Dalam masyarakat tertutup, komunikasi
dengan luar sulit dilakukan.
Kondisi Ekonomi
Masyarakat yang
kebutuhan minimumnya terpenuhi dan masalah survive bukan lagi merupakan
bahaya yang mengancam, adalah masyarakat yang tenang dan demokratis.
Ideologi
Ideologi
adalah hasil kristalisasi nilai yang ada dalam masyarakat. Ia juga
merupakan pemikiran khas suatu kelompok. Karena titik tolaknya adalah
kepentingan ego, maka ideologi cenderung mengarah pada egoisme atau
kelompokisme.
Organisasi
Dalam organisasi orang berinteraksi
dengan orang lain dengan berbagai ragam kepentingan. Dalam organisasi
orang dapat menyalurkan pendapat dan keinginannya. Karena dalam kelompok
ini orang cenderung bersedia menyamakan pendapatnya, maka pendapat umum
mudah terbentuk.
Media Massa
Persepsi masyarakat dapat
dibentuk oleh media massa. Media massa dapat membentuk pendapat umum
dengan cara pemberitaan yang sensasional dan berkesinambungan.
4. Hukum Pembentukan Opini Publik
Leonard
Doob mengidentifikasikan ciri-ciri sikap yang dimiliki rakyat. Ia
mendasarkan kesimpulan ini berdasarkan hasil penelitian pada polling
tahun 1939-1941 di Amerika Serikat. Hukum yang dirumuskan dari jalan
pikiran Hadley Cantrill ini, masih sangat relevan untuk diketengahkan
pada masa sekarang ini.
1. Pendapat bisa sangat sensitif terhadap beberapa masalah
2. Kejadian luar biasa dapat membuat orang berubah pendapat dari ekstrim yang satu ke ekstrim yang lain.
3. Pendapat lebih banyak dipengaruhi oleh kejadian daripada kata-kata.
4. Pernyataan yang diberikan secara lisan akan mempunyai pengaruh jika opini masih samar-samar.
5. Pendapat umum tidak bersifat menghindari masalah, tapi memberikan reaksi.
6. Suatu pendapat biasanya dikombinasikan dengan kepentingan pribadi.
7. Jika kepentingan pribadi ikut terlibat, maka pendapat yang bersangkutan akan sukar diubah.
8. Partisipasi pendapat muncul jika kepentingan pribadi terancam.
9. Jika kepentingan pribadi terlibat, maka (dalam masyarakat demokratis) pendapat umum mendahului sikap resmi pemerintah.
10. Jika suatu pendapat (meski didukung mayoritas kecil) tidak didukung oleh kenyataan, maka pendapat umum mudah berubah.
11. Pada saat masyarakat mengalami krisis, mereka akan loyal dan
bersedia menderita jika mereka masih memiliki kepercayaan kepada
pimpinannya. Tapi begitu kepercayaan tidak ada lagi, maka toleransi pun
hilang.
12. Pendapat umum akan lebih toleran terhadap kritik
atas dirinya jika mereka merasa dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan.
13. Orang akan mempunyai lebih banyak pendapat tentang tujuan suatu tindakan ketimbang cara mencapai tujuan.
14. Jika suatu pendapat umum lebih dipengaruhi oleh keinginan daripada volume informasi, maka ia akan mudah berubah.
15. Dalam masyarakat yang demokratis, pendapat umum sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan dan volume informasi.
16. Dimensi psikologis dalam suatu opini mempunyai peranan penting dalam hal pengarahan, intensitas dan kedalaman.
17. Walaupun pendapat umum selalu bersesuaian, banyak hal yang
tidak bersesuaian akan lebih jelas kebenarannya apabila cara berpikir
diteliti dan prinsip-prinsip penilaian telah ditemukan da daripadanya
opini khusus tersimpulkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar